KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT karena atas rahmat dan petunjuknya sehingga makalah “PSIKOLOGI SOSIAL” dapat diselesaikan
sebagai mana mestinya meskipun dalam bentuk yang sederhana dan masih terdapat
kekurangan yang masih memerlukan perbaikan seperlunya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian
makalah ini tidak dapat kami selesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu patutlah kiranya kami sampaikan rasa syukur dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG…………………………………...
BAB II PEMBAHASAN
2.1
DEFINISI PSIKOLOGI SOSIAL………………………
2.2
PENYIMPANGAN PSIKOLOGI SOSIAL……….........
2.3
PEMECAHAN MASALAH PSIKOLOGI SOSIAL……
BAB III PENUTUP
3.1
KESIMPULAN………………………………………….
3.2
SARAN…………………………………………….…....
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Ilmu
psikologi sosial adalah Ilmu pengetahuan yang menelaah masalah – masalah
sosial, dengan menggunakan pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari
berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu social seperti :
sejarah, ekonomi, geografi, sosial, sosiologi, antropologi dan psikologi
sosial.
Ilmu
psikologi sosial meliputi dua kelompok utama, yaitu studi manusia dan
masyarakat, dan studi lembaga sosial. Dalam kelompok studi manusia dan
masyarakat, ilmu sosial dasar memiliki hubungan dengan psikologi, sosiologi,
dan antropologi, dan hubungan yang terdekat adalah dengan psikologi, karena
hukum – hukum nya dalam ilmu sosial dikembangkan berkomunitas, (masyarakat,
kelompok etnik, dan sebagainya).
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Psikologi Sosial
Psikologi
sosial adalah suatu
studi tentang hubungan antara manusia dan kelompok. Para ahli dalam bidang interdisipliner ini pada umumnya adalah para ahli psikologi atau sosiologi,
walaupun semua ahli psikologi sosial menggunakan baik individu maupun
kelompok
sebagai unit analisis mereka. Melalui berbagai penelitian
laboratorium dan lapangan yang dilakukan secara sistematis, para psikolog
sosial telah menunjukkan bahwa untuk dapat memahami perilaku manusia, kita
harus mengenali bagaimana peranan situasi, permasalahan, dan budaya.
Walaupun terdapat banyak kesamaan, para ahli riset dalam
bidang psikologi dan sosiologi cenderung memiliki perbedaan dalam hal tujuan,
pendekatan, metode dan terminologi mereka. Mereka juga lebih menyukai jurnal akademik
dan masyarakat
profesional yang
berbeda.
Walaupun ada peningkatan dalam hal isolasi dan
spesialisasi dalam beberapa tahun terakhir, hingga tingkat tertentu masih
terdapat tumpang tindih dan pengaruh di antara kedua disiplin ilmu tersebut. Masalah
sosial merupakan proses terjadinya ketidaksesuaian antara unsur-unsur dalam
kebudayaan suatu masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok-kelompok
sosial. Dengan kata lain, masalah sosial menyebabkan terjadinya hambatan dalam pemenuhan
kebutuhan warga masyarakat.
2.2
PENYIMPANGAN PSIKOLOGI SOSIAL
1.
Pergolakan dan Pemberontakan
Proklamasi dikumandangkan sebagai pernyataan
kemerdekaan Indonesia dapat diterima di berbagai daerah walaupun tidak secara
bersamaan. Rakyat menyambut dan mendukungnya. Oleh karena itu, segera dibentuk
suatu tatanan dan kehidupan sosial baru. Rangkaian peristiwa itu disebut
revolusi.
Adanya pergolakan dan pemberontakan di berbagai
daerah pascakemerdekaan, berlujuan untuk menjatuhkan kedudukan penguasa pada
saat itu, sekaligus menyatakan kelidaksetujuan mereka terhadap ideologi
pemerintah.
2. Aksi Protes dan Demonstrasi
Aksi protes disebut juga unjuk rasa yang selalu
terjadi dalam kehidupan manusia. Hal itu terjadi karena setiap orang memiliki
pendapat dan pandangan yang mungkin berbeda. Protes dapat terjadi apabila suatu
hal menimpa kepentingan individu atau kelompok secara langsung sebagai akibat
dari rasa ketidakadilan akan hak yang harus diterima. Akibatnya, individu atau
kelompok tersebut tidak puas dan melakukan tindakan penyelesaian.
Protes merupakan aksi tanpa kekerasan yang
dilakukan oleh individu atau masyarakat terhadap suatu kekuasaan. Protes dapat
pula terjadi secara tidak langsung sebagai rasa solidaritas antarsesama karena
kesewenang-wenangan pihak tertentu yang mengakibatkan kesengsaraan bagi orang
lain.
3. Kriminalitas
Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan
memberi peluang bagi setiap orang untuk berubah, tetapi perubahan tersebut
tidak membawa setiap orang ke arah yang dicita-citakan. Hal ini berakibat
terjadinya perbedaan sosial berdasarkan kekayaan, pengetahuan, perilaku,
ataupun pergaulan. Perubahan sosial tersebut dapat membawa seseorang atau kelompok
ke arah tindakan yang menyimpang karena dipengaruhi keinginan-keinginan yang
tidak terpenuhi atau terpuaskan dalam kehidupannya.
Perbuatan kriminal yang muncul di masyarakat secara
khusus akan diuraikan sebagai akibat terjadinya perubahan sosial yang
menimbulkan kesenjangan kehidupan atau jauhnya ketidaksamaan sosial. Akibatnya,
tidak semua orang mendapat kebahagiaan yang sama.
Adanya perbedaan tersebut menyebabkan setiap orang
memiliki penafsiran yang berbeda-beda terhadap hak dan kewajibannya. Setiap
orang harus mendapat hak disesuaikan dengan kewajiban yang dilakukan.
4. Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme
Bangsa
Indonesia yang sedang membangun perlu memiliki sistem administrasi yang bersih
dan berwibawa, bebas dari segala korupsi, kolusi, dan nepotisme. Masalah
korupsi menyangkut berbagai aspek sosial dan budaya maka Bung Hatta (dalam
Mubyarto) mengatakan bahwa korupsi adalah masalah budaya. Apabila hal ini sudah
membudaya di kalangan bangsa Indonesia atau sudah menjadi bagian dari
kebudayaan bangsa akan sulit untuk diberantas. Akibatnya, ha! tersebut akan
menghambat proses pembangunan nasional. Untuk memberantas korupsi, tidak hanya
satu atau beberapa lembaga pemerintahan saja yang harus berperan,rakyat Indonesia
harus bertekad untuk menghilangkan korupsi.
5.
Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja merupakan disintergasi dari keutuhan
suatu masyarakat. Hal itu karena tindakan yang mereka lakukan dapat meresahkan
masyarakat Oleh karena itu, kenakalan remaja disebut sebagai masalah sosial.
Munculnya kenakalan remaja merupakan gejolak kehidupan yang disebabkan adanya
perubahan-perubahan sosial di masyarakat, seperti pergeseran fungsi keluarga
karena kedua orangtua bekerja sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi
berkurang.
2.3
PEMECAHAN MASALAH PSIKOLOGI SOSIAL
Pemecahan Masalah Psikologi Sosial
Melalui Pendekatan Interdisipliner, Pendekatan Multidispliner. Karena subsistem masalah
sosial banyak jumlahnya, kita harus menggunakan disiplin ilmu sosial yang juga
lebih dari satu.
Dengan demikian, pada pendekatan ini kita gunakan
disiplin ilmu sosial yang sesuai dengan jumlah subsistem masalah yang kita
analisa dan kita kaji, disebut pendekatan interdisipliner.Mengingat
pendekatan sistem yang sekaligus juga pendekatan interdisipliner yang
menggunakan disiplin akademis yang jamak.Pendekatan ini dapat pula disebut
sebagai pendekatan
multidisipliner. Jadi, pendekatannya pada
hakekatnya sama. Ditinjau dari hakekatnya,pendekatan tadi tidak asing bagi
manusia, karena berdasarkan cara berfikir manusia yang multidimensional dalam
mengevaluasi suatu gejala atau masalah.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Psikologi sosial
sebagai ilmu yang merupakan cabang ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya.
Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya
dengan situasi-situasi sosial, seperti situasi kelompok,situasi massa dan
sebagainya termasuk di dalamnya interaksi antara orang dan hasil kebudayanya.
3.2
SARAN
Untuk meningkatkah Rasa
Sosial maka Ilmu Psikologi sosial tidak hanya di pelajari oleh mahasiswa tapi
di aplikasikan dalam hidupnya , Dan untuk pemerintah agar menta’ati ilmu
psikologi dan di aplikasikan kekehidupan sehari hari agar tidak ada
penyimpangan yang terjadi,serta agar rakyat Indonesia menta’ati semua peraturan
yang ada dan tidak melanggar untuk menjadikan rakyat Indonesia menjadi
aman,tentram dan sejahtera
Daftar pustaka
No comments:
Post a Comment